Mural di Qatar


Sebagai penyelenggara acara olahraga bergengsi didunia, kita sedikitnya membayangkan bahwa tidak akan mudah bagi Qatar untuk menyusun sebuah run down atau agenda selama perhelatan piala dunia berlangsung.


Mengingat bahwa perhelatan ini dihadiri oleh tim dan sekaligus pendukung dari berbagai dunia yang beragam baik dari sisi Agama, Tradisi ataupun Ideologi. Tentu Qatar mempunyai prioritas besar untuk menyambut baik bagi para tamu tersebut.


Karenanya infrastruktur besar-besaran mulai digalakan jauh hari. Stadion yang megah dengan fitur yang canggih serta lengkap dibangun untuk memanjakan para pemain dan penonton. Selain Stadion, Hotel yang dikhususkan para pendukungpun tidak luput dari perhatian Qatar. Maka dibangunlah hotel yang kemarin sempat viral, yaitu hotel kontainer.


Selama piala dunia tahun 2022 ini berlangsung, permasalahan-permasalahan seperti pelayanan, akomodasi tempat, makanan dan sebagainya bisa dikatakan berhasil. Sebagai negara dengan kekayaan melimpah, tidak begitu sulit bagi Qatar untuk memanjakan mereka yang menjadi tamu.


Namun apakah semua itu bisa dikatakan gratis? Mengingat dari permulaan pertandingan kerap muncul berbagai tekanan-tekanan dari luar yang menganggap Qatar tidak toleran.


Kuat Berdiri diatas Intervensi Barat


Lalu kalau semuanya gratis kenapa muncul intervensi, kontra dan kontroversi. 

Tak lain karena Qatar bertindak sebagamaina seharusnya tuan rumah. Selain memfasilitasi, ada hal penting yang harus diterima para tamu tersebut. Yakni dengan menghormati nilai-nilai yang diyakini Qatar.

Contoh konkret dan hal tersebut sudah tersebar jauh sebelum piala dunia dimulai adalah Qatar menolak apapun itu hal yang berbau LGBT. Bagi Qatar ada aturan tersendiri yang harus dihormati orang-orang yang mempunyai kampanye LGBT ketika datang menjadi tamu di Qatar.

Salah satunya adalah menanggalkan hal-hal yang berbau kampanye tersebut. Karena LGBT tidak sesuai dengan aqidah yang diajarkan oleh Islam.

Kampanye yang digaungkan Qatar berimbas juga pada mereka yang terlibat dilapangan. Berbagai atribut LGBT dilarang. Bahkan sempat ada tim yang mungkin lebih fokus pada kampanye LGBT ketimbang kemenangan, sungguh naas kalau begitu.

Namun Qatar bergeming. Ia kuat bediri diatas intervensi barat yang kadang bagi kita terlihat arogan. Keberanian dan ketegasan Qatar memang beralasan. Karena kekuataan kadang hadir ketika kekayaan melimpah. 

Qatar bukan negara miskin yang mudah ditaklukan oleh permainan bahasa, ia kaya dan berwibawa. Ketegasannya muncul dari kekuataan dan solidaritas tinggi di negara tersebut.

Malahan sebaliknya, Qatar, barangkali, mempunyai sebuah misi khusus yang akan dilakukan selama piala dunia ini. Salah satunya adalah mengenalkan agama Islam dilihat dari tempatnya, bukan dari persepsi media.

Berbagai Cara Qatar Mempromosikan Islam di Perhelatan Piala Dunia 2022


Dari pembukaan piala dunia saja sudah terlihat bagaimana Qatar ingin memperkenalkan nilai Islam. Dengan munculnya pembawa ayat suci Al-Quran yang merdu.

Selain itu ada beberapa cara lain negara Qatar ingin mempromosikan Islam diantaranya:

  • Melarang mengedarkan dan meminum minuman yang mengandung Alkohol di enam Stadion besar.
  • Berbagai poster besar berisi Hadits Nabi Muhammad SAW dibuat dan dipajang ditempat-tempat yang strategis. Tak lain agar orang lain membaca dan memahami maknanya.
  • Nilai-nilai keislaman yang jauh dari persepsi barat disajikan diberbagai hotel. Dengan begitu mereka yang menginap di hotel tersebut bisa mengenal Islam lebih jauh.
  • Disiapkannya para muazzin untuk menggaungkan Azan. Bahkan di stadio juga azan bisa berkumandang.
  • Qatar menyiapkan fasilitas bagi mereka yang tertarik dan ingin belajar agama Islam.
  • Mushala sengaja ditempatkan ditempat yang bisa dijangkau pejalan kaki. Dengan kaca besar yang tembus pandang, orang-orang yang berjalan akan melihat bagaimana orang muslim beribadah, berdoa dan bersujud.