Bandung - Tagar #Francehasfallen menggema di Twitter setelah unjuk rasa besar-besaran terjadi di beberapa kota besar Francis, bahkan unjuk rasa tersebut masih terjadi hingga saat ini.


Awal mula unjuk rasa tersebut dimulai ketika tersebarnya kematian seorang warga Francis, keturunan Algeria bernama Nahel, yang ditembak mati oleh polisi Francis di siang hari bolong.


Ada sebuah upaya penutupan kebenaran yang dilakukan oleh pihak kepolisian terkait kematian Nahel. Narasi yang dibangun polisi Francis tentu sangat menyudutkan Nahel, sebagai korban.


Karena di waktu bersamaan juga, menyebar sebuah video yang menayangkan bahwa tidak ada upaya perlawanan dari Nahel yang sempat dilaporkan polisi.


Kebohongan-kebohongan tersebut merupakan pemantik dari sebuah bom yang ternyata membawa ledakan yang sangat besar.


Luapan amarah dari para pengunjuk rasa tidak terkendali 


Tidak hanya di media sosial Twitter, penyebaran video kerusuhan yang terjadi di Francis bisa dilihat di Telegram.


Dari unjuk rasa damai pada pemerintahan sampai ada juga video-video yang memperlihatkan kondisi yang mengerikan di Francis.


Jam malam diberlakukan, akibat meluapnya unjuk rasa yang merembet pada kerusakan-kerusakan di berbagai sektor.


Pertanyaannya satu, tidak mungkin kalau kematian Nahel menjadi salah satu penyebab kejadian yang sangat mengerikan tersebut.


Bisa saja kematian Nahel ibarat puncak dari luapan yang sebelumnya sudah terpendam.