![]() |
Source: LGBTConstruct |
"Setelah berdiskusi dengan rekan-rekan kami di pemerintah Indonesia, kami telah memutuskan untuk membatalkan Kunjungan Utusan Khusus Stern ke Indonesia,"
Itulah pernyataan resmi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Sung Kim dikutip dari keterangan resmi Kedubes AS, Sabtu (3/12/2022).
Keputusan tersebut patut disyukuri masyarakat Indonesia, setelah mendapat protes dari berbagai pihak akhirnya kunjungan Jessica Stern dibatalkan.
Siapa Jessica Stern? Stern merupakan Utusan Khusus untuk Memajukan Hak Asasi Manusia bagi Lesbian, Gay, Biseksual, Queer dan Interseks (LGBTQI+). Selain itu ia juga seorang profesor riset Pardee School of Global Studies di Boston University.
Melihat sekilas profilnya, maka tidak heran banyak pihak yang menolak kedatangannya. Protes keras disampaikan oleh Sekretaris PP. Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menyatakan LGBT bertentangan dengan Pancasila dan ajaran Islam.
"Perilaku LGBT jelas bertentangan dengan ajaran agama Islam dan Pancasila. Mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa tegas menunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang religius," ujar Mu'ti.
Setali tiga uang dengan Muhammadiyah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersikap sama melalui pernyataan Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas:
"Sehubungan dengan akan datangnya Jessica Stern utusan Khusus Amerika Serikat untuk memajukan hak asasi manusia (HAM) LGBTQI+ tanggal 7-9 Desember ke Indonesia, maka MUI menyatakan menolak dengan tegas kehadiran dari utusan khusus tersebut,'' kata Anwar Abbas, di Jakarta, (1/12/2022).
Namun batalnya kunjungan tersebut bukan berarti Indonesia akan terbebas dari bayang-bayang LGBT. Bukti nyata LGBT ada di Indonesia yaitu kasus HIV/AIDS banyak diderita kaum LGBT.
Selain itu kampanye LGBT bertebaran di media sosial seperti YouTube, di sana tersebar video-video vlog pasangan LGBT baik di dalam negeri maupun luar negeri. Kampanye LGBT juga ada di film atau serial yang dapat diakses di aplikasi streaming film.