![]() |
Monumen Bela Negara di Sumatera Barat |
Tanggal 19 Desember 1948 pusat pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta dikuasai oleh Belanda. Soekarno dan Hatta ditangkap oleh Belanda, kemudian Belanda mendeklarasikan bahwa tidak ada lagi Negara Indonesia.
Merespon hal tersebut, Soekarno memberikan mandat melalui telegram kepada Menteri Kemakmuran RI Mr. Sjafruddin Prawiranegara untuk menjalankan pemerintahan.
Meskipun telegram tersebut tidak sampai ke Sumatera Barat, Mr. Sjafruddin berinisiatif membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Padang, Sumatera Barat, dan menunjuk Bukittinggi sebagai Ibu Kota Negara PDRI.
Tindakan Mr. Sjafruddin sungguh heroik, bayangkan jika PDRI tidak terbentuk mungkin Indonesia hanya tinggal nama.
Atas dasar peristiwa tersebut, HBN diperingati mulai tahun 2006 melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sebagai bentuk penghargaan perjuangan PDRI, pemerintah Republik Indonesia membangun Monumen Nasional Bela Negara di Jorong Sungai Siriah, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunung Omeh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.