Ilustrasi sumber: freepik



Kata 'maneh' saat ini sedang dicari banyak orang. Penulis mencoba melakukan pencarian di Google dengan mengetik 'maneh' hasilnya adalah berita tentang guru di Cirebon dipecat karena menulis kata 'maneh' di kolom komentar instagram Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tiga hari yang lalu. 


Kata 'maneh' dalam bahasa Sunda termasuk bahasa loma atau bahasa pergaulan sehari-hari. Umumnya kata 'maneh' diucapkan untuk lawan bicara yang lebih muda atau sebaya. Namun tidak sedikit juga orang yang mengatakan 'maneh' kepada orang yang lebih tua umurnya karena sudah merasa akrab. 


Dilansir dari detik.com, budayawan Sunda sekaligus seorang dosen di Universitas Pasundan, Hawe Setiawan mengatakan kata 'maneh' juga biasa digunakan kepada pemerintah. Lagu Sunda berjudul 'Ayang-ayang Gung' berisi lirik kata 'maneh' yang ditujukan untuk pejabat lokal yang pro penjajah Belanda. Berikut ini kutipan lirik lagunya:


Ayang-ayanggung, gung goongna rame, menak Ki Mas Tanu, nu jadi wadana, naha manéh kitu, tukang olo-olo, loba anu giruk, ruket jeung Kumpeni, niat jadi pangkat, katon kagorengan, ngantos Kangjeng Dalem, lempa lempi lempong, adu pipi jeung nu ompong, jalan ka Batawi ngemplong.


Kata 'maneh' dalam lirik tersebut dapat ditujukan kepada pejabat pemerintah yang tidak pro rakyat melainkan pro pengusaha atau pro asing. Lagu itu sudah lama ada dan tidak diketahui siapa penciptanya. 


Kata 'maneh' juga terdapat pada lagu milik Ebith Beat A berjudul 'Saha Ngaran Maneh Saha'. Lagu yang sempat hits sekitar tahun 2004. Berikut ini kutipan liriknya:


Saha ngaran maneh saha?

Imah dimana?

Saha ngaran maneh saha?

Anakna saha?

Saha ngaran maneh saha?

Hayang jadi saha?…


Kata 'maneh' dalam lagu di atas ditujukan kepada orang yang tidak kita kenal atau pernah kenal dan lupa. Secara tidak langsung lagu tersebut juga ada pesan satire dalam lirik 'Hayang jadi saha?' artinya mau jadi siapa? Lirik sebelumnya 'anakna saha?' artinya anaknya siapa?


Menurut pandangan penulis, lirik tersebut ditujukan kepada anak pejabat yang berlagak dan pamer dengan kekayaan orang tuanya. Fenomena tersebut kerap ditemui di tengah-tengah masyarakat saat ini. Anak orang yang punya posisi memiliki pekerjaan dan penghasilan besar karena 'jalan pintas' dari orang tuanya. 


Penulis menyimpulkan kata 'maneh' memang dapat digunakan untuk mengkritik namun harus berhati-hati terutama di media sosial. Kata 'maneh' akan aman digunakan sebagai kritik dalam karya tulis/sastra. Sisipkan kata 'maneh' dalam carpon (carita pondok/cerita pendek), sajak, lirik lagu atau karya tulis berbahasa Sunda lainnya.